Mama, Perempuan Hebat yang Selalu Kuat
Ceritanya mama ini bukan cerita yang gampang. Dari tahun 2003, mama udah berjuang nyari ibunya—nenek gue—yang entah di mana. Nenek hilang begitu aja, nggak pernah ada kabar, nggak pernah balik, kayak ditelan bumi. Dan parahnya lagi, ayahnya mama (berarti kakek gue) malah nikah lagi. Bisa bayangin rasanya ditinggal dua orang tua sekaligus? Sendirian, tanpa arah. Tapi mama… dia nggak nyerah.
Dari koran, televisi, sampe nanya ke orang-orang yang mungkin bisa bantu—semua udah dia lakuin. Gue inget waktu kecil, kadang mama suka nonton acara TV yang isinya orang nyari keluarganya yang hilang. Gue kira dulu itu tontonan biasa, tapi ternyata… itu harapan kecil dia buat nemu ibunya lagi.
Yang bikin gue makin salut, di tengah pencarian yang nggak pernah berhenti itu, mama nggak pernah lupa jadi ibu buat kami bertiga. Dia kerja keras, banting tulang, tapi nggak pernah ngeluh. Capek sih pasti, tapi dia nggak pernah nunjukin. Yang selalu dia tunjukin cuma satu: cinta.
Gue inget banget waktu kami lagi susah-susahnya, mama tetap berusaha bikin suasana rumah nyaman. Dia masak makanan favorit kita walau bahannya seadanya. Dia becandain kita, ngasih pelukan, dengerin cerita kita dari sekolah. Bahkan kalau ada masalah, mama selalu jadi yang pertama bilang, “Nggak apa-apa, kita bisa lewatin ini bareng-bareng.”
Itu dia yang bikin keluarga kami tetap hangat. Mama yang jadi pondasi. Mama yang terus berdiri waktu semua rasanya mau runtuh.
Sampai sekarang, mama masih nyimpen harapan buat ketemu ibunya lagi. Kadang gue nanya, “Masih pengen ketemu, Ma?” Dan dia jawab, “Iya, Mama masih pengen peluk dia, bilang kalau Mama udah jadi ibu yang baik, walaupun dulu ditinggalin.”
Gue cuma bisa terdiam waktu denger itu. Karena yang mama lakuin selama ini… bukan cuma jadi ibu yang baik. Tapi jadi ibu yang luar biasa.
Kadang gue mikir, Tuhan mungkin ngasih ujian segitu berat ke mama karena tahu kalau mama bisa handle itu semua. Dan dia bener. Karena sampai hari ini, mama masih berdiri. Masih senyum, masih semangat, masih jadi pelindung utama keluarga kecil kami. Gue belajar banyak dari mama—tentang kesabaran, perjuangan, dan tentang cinta yang nggak ada habisnya.
Buat siapapun yang baca ini, kalau kalian punya sosok seperti mama di hidup kalian, peluk mereka lebih sering. Dengarkan cerita mereka. Karena di balik senyum mereka, ada banyak luka yang mereka sembunyikan… cuma supaya kita tetap bisa bahagia.
“Perempuan kuat bukan yang nggak pernah jatuh, tapi yang selalu bangkit meski udah jatuh berkali-kali.”
Dari mama, gue belajar bahwa kehilangan bukan akhir dari segalanya. Tapi justru awal dari bagaimana kita memilih untuk terus hidup, mencintai, dan berharap.
Komentar
Posting Komentar